Selasa, 09 Mei 2017

ELEKTROKARDIOGRAM


BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A.             Definisi
Elektrokardiogram (EKG) atau electrocardiogram (ECG) adalah tes medis untuk mendeteksi kelainan jantung dengan mengukur aktivitas listrik yang dihasilkan oleh jantung, sebagaimana jantung berkontraksi.EKG dapat membantu mendiagnosis berbagai kondisi kesehatan seperti aritmia jantung, pembesaran jantung, peradangan jantung (perikarditis atau miokarditis), dan penyakit jantung koroner.Mesin yang mencatat EKG disebut dengan elektrokardiograf. Elektrokardiograf akan mencatat aktivitas listrik otot jantung dan menampilkan data ini pada layar visual atau pada kertas print.
Hasil EKG yang normal dari jantung memiliki karakteristik yang khas.Irama jantung yang tidak teratur atau kerusakan pada otot jantung dapat berdampak pada aktivitas listrik jantung sehingga mengubah bentuk EKG. Seorang dokter mungkin akan merekomendasikan tes EKG pada pasien yang mungkin berisiko mengalami penyakit jantung karena adanya riwayat keluarga penyakit jantung, atau karena kebiasaan merokok, obesitas, diabetes, kolesterol tinggi, atau tekanan darah tinggi.




B.              Masalah-masalah jantung yang didiagnosis denganEkg
                                                                                                   
Berbagai masalah jantung yang dapat didiagnosis dengan EKG, antara lain:
Pembesaran jantung. Cacat jantung bawaan yang melibatkan sistem kelistrikan jantung Aritmia (irama jantung abnormal - cepat, lambat atau denyutnya tidak teratur) Kerusakan jantung seperti ketika salah satu arteri jantung tersumbat (oklusi koroner) Suplai darah yang buruk ke jantung posisi normal dari jantung peradangan jantung - perikarditis atau miokarditis Serangan jantung selama di ruang gawat darurat atau pemantauan di ruang ICU (intensive care unit)Gangguan sistem konduksi jantung. Ketidakseimbangan kimia darah (elektrolit) yang mengontrol aktivitas jantung.Seseorang dengan penyakit jantung bisa jadi menunjukkan hasil EKG yang normal jika kondisi penyakit jantungnya itu tidak melibatkan gangguan dalam aktivitas kelistrikan jantung. Untuk kondisi ini disarankan untuk melakukan metode diagnostik lain.
Masalah medis yang perlu dipertimbangkan dengan EKG .Dokter mungkin akan merekomendasikan tes EKG jika pasien mengalami gejala, seperti nyeri dada, sesak napas, pusing, pingsan, napas cepat atau detak jantung tidak teratur (palpitasi). EKG sering dilakukan untuk memantau kesehatan pasien yang telah didiagnosis dengan masalah jantung, untuk membantu menilai alat pacu jantung buatan atau untuk memonitor efek dari obat tertentu pada jantung.Tidak ada persiapan khusus untuk melakukan EKG, jadi pasien tidak perlu berpuasa sebelum tes.Tapi Anda harus memberitahukan dokter jika anda tengah mengonsumsi suatu obat sebelum melakukan tes EKG, dan juga beritahukan dokter jika anda memiliki alergi terhadap pita perekat (adhesive tapes) yang mungkin digunakan untuk menempelkan elektroda dalam pemeriksaan EKG.

C.              Prosedur EKG

Elektroda EKG akan ditempelkan pada dada, pergelangan tangan dan kaki, jadi sebaiknya Anda (terutama wanita) menggunakan pakaian dengan atasan dan bawahan yang terpisah. Ini untuk mempermudah pemasangan elektroda EKG.Jika lokasi penempelan elektroda EKG didapati banyak bulu, bisa saja dokter memerintahkan untuk mencukurnya terlebih dahulu. Sensor yang disebut dengan elektroda akan dilekatkan pada dada, pergelangan tangan dan kaki, baik dengan menggunakan semacam cangkir hisap atau gel lengket. Elektroda ini selanjutnya akan mendeteksi arus listrik yang dihasilkan jantung yang diukur dan dicatat oleh mesin elektrokardiograf.
Tiga jenis utama EKG, meliputi:
1.               EKG istirahat (resting ECG) - pasien berbaring. Selama tes pasien tidak diperbolehkan bergerak, karena impuls listrik lain dapat dihasilkan oleh otot-otot lain selain jantung yang dapat mengganggu pemeriksaan jantung Anda. Jenis EKG ini biasanya memakan waktu lima sampai sepuluh menit.
2.               EKG ambulatory (ambulatory ECG) - EKG ambulatory atau Holter dilakukan dengan menggunakan alat perekam portabel yang dipakai setidaknya selama 24 jam. Pasien bebas untuk bergerak secara normal sementara monitor terpasang. Jenis EKG ini digunakan untuk pasien yang gejalanya intermiten dan mungkin tidak muncul selama tes EKG istirahat. Orang yang sembuh dari serangan jantung dapat dimonitor dengan cara ini untuk memastikan ketepatan fungsi jantungnya.
3.               Test stres jantung - tes ini digunakan untuk merekam EKG pasien sementara pasien menggunakan alat seperti sepeda atau berjalan diatas treadmill.  Jenis EKG ini membutuhkan waktu sekitar 15-30 menit.
D.    Pasca prosedur EKG
Elektroda EKG dilepas. EKG tidak akan menyakitkan dan non-invasif, artinya kulit Anda sama sekali tidak akan rusak (tidak seperti jarum yang menembus kulit). Dokter dapat menginterpretasikan hasil EKG langsung berdasarkan riwayat medis kesehatan, gejala, dan pemeriksaan klinis pasien.Setelah dirumahPasien dapat melanjutkan aktivitasnya seperti biasa setelah menjalani tes EKG.EKG adalah tes medis non-invasif dan tidak melibatkan penggunaan obat-obat (seperti anestesi) atau memerlukan waktu untuk pemulihan.

E.              komplikasi EKG
EKG merupakan prosedur medis yang aman, dan sejauh ini belum ditemukan risikonya.EKG tidak mengirimkan arus listrik ke tubuh Anda, artinya Anda tidak terkena stroom.Hanya saja ada kemungkinan adanya orang yang mungkin mengalami alergi atau sensitif terhadap elektroda yang menyebabkan kulit mereka gatal dan kemerahan. Namun hal ini sangat jarang terjadi Prospek jangka panjang .
Hasil EKG akan menentukan langkah perawatan pasien selanjutnya, jika memang diperlukan perawatan. Tes lain untuk memeriksa jantungTes-tes lain yang dapat membantu mendiagnosis masalah jantung, antara lain:
1.        Pemeriksaan fisik
2.        Sinar-x (rontgen) dad
3.        Echocardiogram (USG jantung)
4.        Magnetic resonance imaging (MRI) atau CT scan dada
5.        Tes darah
6.        Kateterisasi jantung (penyisipan kateter melalui pembuluh darah pangkal paha ke jantung).

F.               Cara Menggunakan EKG untuk merekam listrik jantung :
1.      Persiapan
A.                 Alat
1)             Mesin EKG, yang dilengkapi :
a)    kabel untuk sumber listrik
b)    kabel untuk bumi (alat yang baru sudah tidak menggunakan lagi)
c)    Kabel elektroda ekstremitas dan dada
d)   Plat elektroda ekstremitas beserta karet pengikat
e)    Balon penghisap elektroda dada
f)     Jelly
g)    Kertas tissue
h)    Kapas Alkohol
i)      Kertas EKG
2)             Spidol (sebagai penanda tempat pemasangan EKG, khusus pada pasien yang memerlukan observasi ketat EKG)
3)             Mesin EKG terbaru sudah dilengkapi monitor.


B.                 Pasien
1)             Penjelasan (informed consent)
2)             Tujuan pemeriksaan
3)             Hal-hal yang perlu diperhatikan saat perekaman
4)             Dinding dada harus terbuka dan tidak ada perhiasan logam yang melekat.
5)             Pasien diminta tenang atau tidak bergerak saat perekaman EKG



C.              Cara memasang EKG
1.    Pasang semua komponen/kabel-kabel pada mesin EKG
2.    Nyalakan mesin EKG
3.    Baringkan pasien dengan tenang di tempat tidur yang luas. Tangan dan kaki tidak saling bersentuhan
4.    Bersihkan dada, kedua pergelangan kaki dan tangan dengan kapas alcohol (kalau perlu dada dan pergelangan kaki dicukur)
5.    Keempat electrode ektremitas diberi jelly.
6.    Pasang keempat elektrode ektremitas tersebut pada kedua pergelangan tangan dan kaki. Untuk tangan kanan biasanya berwarna merah, tangan kiri berwarna kuning, kaki kiri berwarna hijau dan kaki kanan berwarna hitam.
7.    Dada diberi jelly sesuai dengan lokasi elektrode V1 s/d V6.
a.          V1 di garis parasternal kanan sejajar dengan ICS 4 berwarna merah
b.         V2 di garis parasternal kiri sejajar dengan ICS 4 berwarna kuning
c.          V3 di antara V2 dan V4, berwarna hijau
d.         V4 di garis mid klavikula kiri sejajar ICS 5, berwarna coklat
e.          V5 di garis aksila anterior kiri sejajar ICS 5, berwarna hitam
f.          V6 di garis mid aksila kiri sejajar ICS 5, berwarna ungu
8.        Pasang elektrode dada dengan menekan karet penghisap.
9.        Buat kalibrasi, saat ini sudah bersifat otomatis dengan pilihan auto dan manual
10.    Rekam setiap lead 3-4 beat (gelombang), kalau perlu lead II panjang (minimal panjang 30 kotak besar) jika ada aritmia, pakai pilihan manual untuk alat baru
11.    Semua electrode dilepas
12.    Jelly dibersihkan dari tubuh pasien
13.    Beritahu pasien bahwa perekaman sudah selesai
14.    Matikan mesin EKG
15.    Tulis pada hasil perekaman : nama, umur, jenis kelamin, jam, tanggal, bulan dan tahun pembuatan, nama masing-masing lead serta nama orang yang merekam
16.    Bersihkan dan rapikan alat
17.    Perhatian :
Sebelum bekerja periksa kecepatan mesin 25 mm/detik dan voltase 10 mm. Jika kertas tidak cukup kaliberasi voltase diperkecil menjadi ½ kali atau 5 mm. Jika gambaran EKG kecil, kaliberasi voltase diperbesar menjadi 2 kali atau 20 mm.
18.    Hindari gangguan listrik dan mekanik saat perekaman
19.    Saat merekam, operator harus menghadap pasien
20.    Lead EKG
21.    Terdapat 2 jenis lead :
22.    A. Lead bipolar : merekam perbedaan potensial dari 2 elektrode
1)        Lead I : merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan tangan kiri (LA) yang mana tangan kanan bermuatan (-) dan tangan kiri bermuatan (+)
2)        Lead II : merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan kaki kiri (LF) yang mana tangan kanan bermuatan (-) dan kaki kiri bermuatan (+)
3)        Lead III : merekam beda potensial antara tangan kiri (LA) dengan kaki kiri (LF) yang mana tangan kiri bermuatan (-) dan kaki kiri bermuatan (+)




B. Lead unipolar : merekam beda potensial lebih dari 2 elektode


Dibagi 2 : lead unipolar ekstremitas dan lead unipolar prekordial
1)         Lead unipolar ekstremitas
a)    Lead aVR : merekam beda potensial pada tangan kanan (RA) dengan tangan kiri dan kaki kiri yang mana tangan kanan bermuatan (+)
b)   Lead aVL : merekam beda potensial pada tangan kiri (LA) dengan tangan kanan dan kaki kiri yang mana tangan kiri bermuatan (+)
c)    Lead aVF : merekam beda potensial pada kaki kiri (LF) dengan tangan kanan dan tangan kiri yang mana kaki kiri bermuatan (+)

2)         Lead unipolar prekordial : merekam beda potensial lead di dada dengan ketiga lead ekstremitas. Yaitu V1 s/d V6
a)    Kertas EKG
Kertas EKG merupakan kertas grafik yang terdiri dari garis horisontal dan vertikal berbentuk bujur sangkar dengan jarak 1 mm. Garis yang lebih tebal (kotak besar) terdapat pada setiap 5 mm. Garis horizontal menggambarkan waktu (detik) yang mana 1 mm (1 kotak kecil) = 0,04 detik, 5 mm (1 kotak besar) = 0,20 detik. Garis vertical menggambarkan voltase yang mana 1 mm (1 kotak kecil) = 0,1 mV.


b)        Kurva EKG
Kurva EKG menggambarkan proses listrik yang terjadi di atrium dan ventrikel. Proses listrik terdiri dari :
1.      Depolarisasi atrium (tampak dari gelombang P)
2.      Repolarisasi atrium (tidak tampak di EKG karena bersamaan dengan depolarisasi ventrikel)
3.      Depolarisasi ventrikel (tampak dari kompleks QRS)
4.      Repolarisasi ventrikel (tampak dari segmen ST)
5.      Kurva EKG normal terdiri dari gelombang P,Q,R,S dan T kadang-kadang tampak gelombang U.
6.      EKG 12 Lead
Lead I, aVL, V5, V6 menunjukkan bagian lateral jantung
Lead II, III, aVF menunjukkan bagian inferior jantung
Lead V1 s/d V4 menunjukkan bagian anterior jantung
Lead aVR hanya sebagai petunjuk apakah pemasangan EKG sudah benar


1.      MENENTUKAN FREKWENSI JANTUNG
Cara menentukan frekwensi melalui gambaran EKG dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu :
a.       300 dibagi jumlah kotak besar antara R – R’
b.      1500 dibagi jumlah kotak kecil antara R – R’
c.       Ambil EKG strip sepanjang 6 detik, hitung jumlah gelombang QRS dalam 6 detik tsb kemudian dikalikan 10 atau ambil dalam 12 detik, kalikan 5

2. MENENTUKAN IRAMA JANTUNG
Dalam menentukan irama jantung urutan yang harus ditentukan adalah sebagai berikut
- Tentukan apakah denyut jantung berirama teratur atau tidak
- Tentukan berapa frekwensi jantung (HR)
- Tentukan gelombang P ada/tidak dan normal/tidak
- Tentukan interval PR normal atau tidak
- Tentukan gelombang QRS normal atau tidak

Irama EKG yang normal implus (sumber listrik) berasal dari Nodus SA, maka irmanya disebut dengan Irama Sinus (“Sinus Rhytem”)
Kriteria Irama Sinus adalah :
- Iramanya  teratur
- frekwensi jantung (HR) 60 – 100 x/menit
-Gelombang P normal, setiap gelombang P selalu diikuti gel QRS, T
- Gelombang QRS normal (0,06 – <0,12 detik)
- PR interval normal (0,12-0,20 detik)

Irama yang tidak mempunyai criteria tersebut di atas kemungkinan suatu kelainan
-Tulisan yang Berhubunganektrokardiografi %28EKG%29
-Menentukan Sumbu Jantung Secara Cepat
-Menghitung Denyut Jantung (Heart Rate) pada Elektrokardiografi (EKG)
-Kegawatdaruratan Elektrokardiografi

-Elektrokardiografi (EKG

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ELEKTROKARDIOGRAM BAB II TINJAUAN TEORITIS A.              Definisi Elektrokardiogram (EKG) atau electrocardiogram (ECG) adal...