KANKER PAYUDARA
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A.
Definisi
Kanker payudara (Carcinoma mammae) adalah
keganasan yang menyerang kelenjar air susu, saluran kelenjar dan jaringan
penunjang payudara . Kanker payudara
memperlihatkan proliferasi keganasan sel epitel yang membatasi duktus atau
lobus payudara (Price, 2005).
Pencegahan dan penatalaksanaan kanker payudara telah mengalami perkembangan
pesat, akan tetapi walaupun demikian angka kematian (mortality rate) dan
angka kejadian kanker payudara
masih tetap tinggi Sebagian besar tumor payudara, baik jinak maupun ganas dapat
ditemukan oleh penderita sendiri, maka SADARI (pemeriksaan payudara sendiri)
menjadi sangat penting (Dalimartha, 2004).
B.
Etiologi
Etiologi kanker
payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor resiko pada pasien
diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara (Erik,2005) yaitu :
1. Tinggi melebihi 170
cm
Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai
resiko terkena kanker payudara karena pertumbuhan lebih cepat saat usia anak
dan remaja membuat adanya perubahan
struktur genetik (DNA) pada sel tubuh
yang diantaranya berubah ke arah sel ganas.
2. Usia
Usia dibawah 20 tahun
jarang dijumpai kanker payudara, angka kejadiannya meningkat sejalan dengan
bertambahnya usia
3. Wanita yang belum
mempunyai anak
Wanita yang belum
mempunyai anak lebih lama terpapar dengan hormon estrogen relatif lebih lama
dibandingkan wanita yang sudah punya anak.
4. Ibu yang menyusui
Ibu yang menyusui dapat
mengurangi bahaya terkena kanker payudara karena semakin lama ibu menyusui
anaknya semakin kecil terkena kanker payudara,saat menyusui terdapat perubahan
hormonal salah satunya yaitu penurunan esterogen.
5. Kelamin
Kelamin laki-laki hanya
1 % angka kejadian kanker payudara.
6. Faktor genetik
Faktor genetik
kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2 – 3 x lebih besar
pada wanita yang ibunya atau saudara
kandungnya menderita kanker payudara. Dan secara umum juga riwayat keluarga
sangat berperan dalam terjadinya kanker payudara.
C.
Patofisilogi
Proses terjadinya
kanker payudara dan masing-masing etiologi antara lain obesitas, radiasi,
hiperplasia, optik, riwayat keluarga dengan mengkonsumsi zat-zat karsinogen
sehingga merangsang pertumbuhan epitel payudara dan dapat menyebabkan kanker
payudara . Kanker payudara berasal dari jaringan epithelial, dan paling sering
terjadi pada sistem duktal. Mula-mula terjadi hiperplasia sel-sel dengan
perkembangan sel-sel atipik. Sel-sel ini akan berlanjut menjadi karsinoma in
situ dan menginvasi stroma. Kanker membutuhkan waktu 7 tahun untuk bertumbuh
dari sebuah sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar untuk dapat
diraba ( kirakira berdiameter 1 cm ). Pada ukuran itu, kira- kira seperempat
dari kanker payudara telah bermetastase. Kebanyakan dari kanker ditemukan jika
sudah teraba, biasanya oleh wanita itu sendiri. Gejala kedua yang paling sering
terjadi adalah cairan yang keluar dari muara duktus satu payudara, dan mungkin
berdarah. Jika penyakit telah berkembang lanjut, dapat pecahnya
benjolan-benjolan pada kulit ulserasi (Price, 2006.)
Karsinoma inflamasi,
adalah tumor yang tumbuh dengan cepat terjadi kirakira 1-2% wanita dengan kanker payudara
gejala-gejalanya mirip dengan infeksi payudara akut. Kulit menjadi merah,
panas, edematoda, dan nyeri. Karsinoma ini menginfasi kulit dan jaringan limfe.
Tempat yang paling sering untuk metastase jauh adalah paru, pleura, dan tulang
( Price, 2006 ). Karsinoma payudara bermetastase dengan penyebaran langsung
kejaringan sekitarnya, dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah. Bedah dapat
mendatangkan stress karena terdapat ancaman terhadap tubuh, integritas dan
terhadap jiwa seseorang. Rasa nyeri sering menyertai upaya tersebut pengalaman
operatif di bagi dalam tiga tahap yaitu preoperatif, intra operatif dan pos
operatif.
Operasi ini merupakan
stressor kepada tubuh dan memicu respon neuron endokrine respon terdiri dari
system saraf simpati yang bertugas melindungi tubuh dari ancaman cidera. Bila
stress terhadap sistem cukup gawat atau kehilangan banyak darah, maka mekanisme
kompensasi dari tubuh terlalu banyak beban dan syock akan terjadi. Anestesi
tertentu yang di pakai dapat menimbulkan terjadinya syock. Respon metabolisme
juga terjadi. Karbohidrat dan lemak di metabolisme untuk memproduksi energi.
Protein tubuh pecah untuk menyajikan suplai asam amino yang di pakai untuk
membangun jaringan baru. Intake protein yang di perlukan guna mengisi kebutuhan
protein untuk keperluan penyembuhan dan mengisi kebutuhan untuk fungsi yang
optimal.
Kanker payudara
tersebut menimbulkan metastase dapat ke organ yang deket maupun yang jauh
antara lain limfogen yang menjalar ke kelenjar limfe aksilasis dan terjadi
benjolan, dari sel epidermis penting menjadi invasi timbul krusta pada organ
pulmo mengakibatkan ekspansi paru tidak optimal.(Mansjoer,2000).
D.
Manifestasi Klinis
Gejala klinis klinis
kanker payudara dapat berupa :
1.
Benjolan pada payudara
Umumnya
berupa benjolan yang tidak nyeri pada payudara. Benjolan itu mula-mula kecil,
semakin lama akan semakin besar, lalu melekat pada kulit atau menimbulkan
perubahan pada kulit payudara atau pada puting susu.
2.
Erosi atau ekstema puting susu
Kulit
atau puting susu tadi menjadi tertarik ke dalam (retraksi), berwarna mrah muda
atau kecoklat-coklatan sampai menjadi oedema hingga kulit kelihatan seperti
kulit jeruk, mengkerut, atau timbul botok pada payudara. Borok itu semakin lama
akan semakin besar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara,
sering berbau busuk, dan mudah berdarah. Ciri-ciri lainnya antara lain :
a.
Perdarahan pada puting susu.
b.
Rasa sakit atau nyeri pada umunya baru timbul
apabila tumor sudah besar, sudah timbul borok, atau bila sudah muncul metastase
ke tulang-tulang.
c.
Kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening
di ketiak, bengkak pada lengan, dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh
(Handoyoyno, 1990).
Kanker
payudara lanjut sangat mudah dikenali dengan mengetahui kriteria operbilitas
Heagensen sebagai berikut :
1)
Terdapat edema luas pada kulit payudara (lebih
dari 1/3 luas kulit payudara).
2)
Adanya nodul satelit pada kulit payudara.
3)
Kanker payudara jenis mastitis karsinimatosa.
4)
Terdapat model parasternal.
5)
Terdapat nodul supraklavikula.
6)
Adanya edema lengan.
7)
Adanya metastase jauh.
8)
Serta terdapat dua dari tanda-tanda locally
advanvanced, yaitu ulserasi kulit, edema kulit, kulit terfikasi pada dinding
toraks, kelenjar getah bening aksila berdiameter lebih 2,5 cm, dan kelenjar
getah bening aksila melekat satu sama lain.
3.
Keluarnya cairan (nipple discharge)
Nipple
discharge adalah keluarnya cairan dari puting susu secara spontan dan tidak
normal. Cairan yang keluar disebut normal apabila terjadi pada wanita yang
hamil, menyusui dan pemakai pil kontasepsi. Seorang wanita harus waspada
apabila dari puting susu keluar cairan berdarah cairan encer dengan warna merah
atau coklat, keluar sendiri tanpa harus memijit puting susu, berlangsung terus
menerus, hanya pada satu payudara (unilateral), dan cairan selain air susu.
Dalam
rujukan lain dinyatakan bahwa gejala kanker payudara adalah sebagai berikut :
a.
Benjolan pada payudara anda berubah bentuk/ukuran.
b.
Kulit payudara berubah warna: dari merah muda
menjadi coklat hingga seperti kulit jeruk.
c.
Puting susu masuk ke dalam (retraksi).
d.
Salah satu puting susu tiba-tiba lepas/hilang.
e.
Bila tumor sudah besar, muncul rasa sakit yang
hilang timbul.
f.
Kulit payudara terasa seperti terbakar.
g.
Payudara mengeluarkan darah atau cairan yang
lain, padahal anda tidak menyusui.
h.
Tanda kanker payudara yang paling jelas adalah
adanya borok (ulkus) pada payudara. Seiring dengan berjalannya waktu, borok ini
akan menjadi semakin besar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh
payudara. Gejala lainnya adalah payudara sering berbau busuk dan mudah
berdarah.
E.
Pengobatan
1.
Masektomi
Masektomi adalah
pembedahan yang dilakukan untuk mengangkat payudara.
2.
Lupektomi
Lupektomi
adalah merupakan tindak operasi penyelamtan payudara, dengan mengambil atau
mengangkat tumor (benjolan) bersama jaringan normal payudara di sekitarnya.
Prosedur penyelamatan payudara dapat dilakukan dengan anestesi (bius) lokal
ataupun total.
3.
Kemoterapi
Perawatan
kemoterapi menggunakan obat untuk memperlemah dan menghancur sel-sel kanker
dalam tubuh, termasuk sel-sel pada tempat kanker aslinya dan beberapa sel
kanker yang mungkin menyebar ke bagian lain dari tubuh tersebut. Kemoterapi,
yang sering disingkat dnegan sebutan “kemo”, adalah terapi sistemik, yang
berarti bahwa kemo mempengaruhui seluruh tubuh dengan perantaraan aliran darah.
Dengan demikian, pengobatan kemoterapi digunakan untuk mencegah
sel-sel kanker tumbuh dan menyebar dengan menghancurkan sel-selnya atau
menghentikannya dari berkembang biak.
4.
Terapi radiasi
Terapi
radiasi, yang juga disebut dengan radioterapi, adalah cara yang sangat efektif
dengan target yang maksimal dalam menghancurkan sel-sel kanker pada payudara
yang mungkin masih berada disekitar jaringan tubuh setelah pembedahan.
Terapi
radiasi menggunakan jenis sinar energi tinggi khusus untuk menghancurkan
sel-sel kanker. Sedangkan jenis sinar energi lain, termasuk cahaya dan sinar-X.
Sinar energi tinggi ini, yang bisa dilihat oleh mata manusia, menghancurkan DNA
sel, material yang digunakan sel-sel untuk membelah dan mengembangkan diri.
F.
Pemeriksaan
A. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
1. Pengertian SADARI SADARI
pemeriksaan yang
dilakukan sebagai deteksi dini kanker payudara. Pemeriksaan ini adalah
pemeriksaan yang sangat mudah dilakukan oleh setiap wanita untuk mencari
benjolan atau kelainan lainnya. SADARI dilakukan dengan posisi tegak menghadap
cermin dan berbaring, dilakukan pengamatan dan perabaan payudara secara
sistematis (Dalimartha, 2007). SADARI adalah pemeriksaan atau perabaan sendiri
untuk menemukan timbulnya benjolan abnormal pada payudara (Otto, S, 2005).
2. Tujuan SADARI
Tujuan dilakukannya
pemeriksaan kanker payudara adalah untuk deteksi dini. Wanita yang melakukan
SADARI akan dapat menunjukan tumor yang kecil dan masih pada stadium awal, hal
ini memberikan prognosis yang baik. Sebagian wanita berfikir untuk apa melakukan
SADARI, apalagi yang masih berusia dibawah 30 tahun, kebanyakan berangapan
bahwa kasus kanker payudara jarang ditemukan pada usia dibawah 30 tahun. Dengan
melakukan SADARI sejak dini akan membantu deteksi kanker payudara pada stadium
dini sehingga kesempatan untuk sembuh lebih besar (Otto,S, 2005).
Berdasarkan rekomendasi dari The American
Cancer Society, menginformasikan bahwa keuntungan untuk melakukan SADARI
saat mencapai usia 20 tahun (Mayo Clinic, 2007). SADARI dilakukan karena dapat
membawa untuk mendeteksi kista, tumor jinak, serta kanker payudara (Hirsch,
2007).
3.
Waktu pelaksanaan SADARI
SADARI dianjurkan dilakukan secara intensif
pada wanita mulai usia 20 tahun, segera ketika mulai pertumbuhan payudara
sebagai gejala pubertas. Pada wanita muda, agak sedikit sulit karena payudara
mereka masih berserabut (fibrous), sehingga dianjurkan sebaiknya mulai
melakukan SADARI pada usia 20 tahun karena pada umumnya pada usia tersebut
jaringan payudara sudah terbentuk sempurna. Wanita sebaiknya melakukan SADARI
sekali dalam satu bulan.
Jika wanita menjadi familiar terhadap
payudaranya dengan melakukan SADARI secara rutin maka dia akan lebih mudah
mendeteksi keabnormalan pada payudaranya sejak awal atau mengetahui bahwa
penemuanya adalah normal atau tidak berubah selama bertahun - tahun. Wanita
yang belum menopouse sebaiknya melakukan SADARI setelah menstruasi sebab
perubahan hormonal meningkatkan kelembutan dan pembengkakan pada payudara
sebelum menstruasi. SADARI sebaiknya dilakukan sekitar satu minggu setelah
menstruasi. Satelah menopouse SADARI sebaiknya dilakukan pada tanggal yang sama
setiap bulan sehingga aktifitas rutin dalam kehidupan wanita tersebut
4. Perilaku SADARI
a. Pengertian perilaku
Perilaku adalah merupakan
konsepsi yang tidak sederhana, suatu yang komplek, yaitu suatu pengorganisasian
proses-proses psikologis oleh seorang yang memberikan predisposisi untuk
melakukan respon menurut cara tertentu terhadap suatu obyek. Sedangkan perilaku
kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap
stimulus yang berkaitan dengan sakit, penyakit, sistem pelayanan kesehatan,
makanan serta lingkungan. Batasan ini mempunyai dua unsur pokok yaitu, respon
dan stimulus atau perangsangan. Respon atau reaksi manusia baik bersifat aktif
maupun pasif. Sedangkan stimulus atau rangsangan di sini terdiri dari empat
unsur pokok : sakit, penyakit, sistem pelayanan kesehatan dan lingkungan
(Notoatmodjo, 2003).
Berikit ini adalah langkah-langkah
pemeriksaan kanker payudara sadari :
a.
Pertama, berbaringlah miring dan tempatkan
lengan anda di belakang kepala. Pemeriksaan dilakukan ketika berbaring, bukan
berdir. Sebab, ketika berbaring, jaringan payudara menyebar searah dinding dada
dan serenggang mungkin, yang membuat lebih mudah untuk merasakan semua jaringa
payudara.
b.
Kedua, gunakan telapak tangan dari tiga jari
tengah pada tangan kiri untuk merasakan berbagai benjolan pada payudara kanan.
Gunakan gerakan memutar ke atas ke bawah mengunakan tapak jari untuk merasakan
jaringan payudara.
c.
Ketiga, gunakan tiga tingkat tekanan berbeda
untuk merasakan semua jaringan payudara. Tekanan ringan dibutuhkan untuk
merasakan jaringan yang paling dekat dengan kulit, tekanan sedang untuk
merasakan sedikit lebih dalam, dan tekanan kuat untuk merasakan jaringan yang
paling dekat dengan dada dan tulang rusuk. Puncak gunung payudara yang kokoh
dalam kurva setiap payudara yang lebih rendah adalah normal. Jika anda tidak
yakin betapa sulitnya menekan bicarakan hal itu dengan dokter atau peraat.
Gunakan setiap tingkatan tekanan untuk merasakan jaringan payudara sebelum
bergerak ke titik selanjutnya.
d.
Keempat, gerakkan tangan pada payudara dengan
pola gerak ke atas ke bawah untuk memulai baris bayangan yang tergambar lurus
ke bawah sisi dari bawah lengan anda, dan bergerak melintasi payudara ke tnegah
tulang dada (tulang dada atau sternum). Pastikan untuk memeriksa seluruh area
payudara ke bawah sampai anda merasakan tulang iga, dan ke atas hingga mencapai
leher atau tulang leher (tulang selangka).
e.
Kelima, ulangi pemeriksaan pada payudara kiri
anda, dengan menggunakan tapak jari tangan kanan.
f.
Keenam, ketika berdiri di depan cermin dengan
tangan menekan lembut ke bawah pada pinggul anda, lihatlah payudara anda apabila
ada perubahan ukuran, bentuk, kontur, lesung, atau kemerahan atau bersisik pada
puting atau kulit payudara. Lakukan penekanan ke bawah dengan posisi pinggul
mengerutkan otot dinding dada dan mempertinggi perubahan pada payudara.
g.
Ketujuh, periksa setiap ketiak duduk tegak atau
berdiri dengan lengan anda hanya terangkat sedikit, sehingga anda bisa dengan
mudah merasakan area ini. Mengangkat lengan anda lurus ke atas untuk
mengencangkan jaringan dalam area ini. Mengangkatkan lengan anda lurus ke atas
untuk mengencangkan jaringan dalam area ini akan membuat payudara lebih sulit
untuk diperiksa.
Prosedur
untuk melakukan peemeriksaan payudara sendiri berbeda dengan rekomendasi yag
ada sebelumnya. Perubahan ini merepresentasikan pandangan yang lebih maju dalam
literature medis dan masukan dari kelompok penasihat asli. Ada bukti bahwa
posisi ini (berbaring miring), merasakan area, pola penyapuan payudara, dan
penggunaan jumlah tekanan yang berbeda bisa meningkatkan kemampuan wanita dlaam
mnemukan area-area yang tidak normal.
Selain
proedur di atas, anda juga bisa melakukan prosedur sederhana berikut :
1)
Berdiri di depan cermin dengan kedua tangan di
pinggang, kemudian perhatikan payudara anda. Dalam keadaan normal, ukuran
payudara kiri dan kanan sedikit berbeda. Perhatikan perubahan perbedaan ukuran
antara payudara kiri dan kanan dan perubahan pada puting susu (misalnya
tertarik ke dalam) atua keluarnya cairan dari puting susu berkerut.
Jika anda melihat perubahan, yakni kulit
mengerut, terjadi lipatan, ada tonjolan, puting berubah posisi, biasanya
seperti tertarik ke dalam, dan kemerahan, nyeri, ruam-ruam, atau bengkak,
segera pergi ke dokter untuk berkonsultasi.
2)
Masih berdiri di depan cermin, kedua telapak
tangan diletakkan di belakang kepala, sementara kedua tangan di tarik ke
belakang. Dengan posisi seperti ini, akan lebih mudah untuk menemukan perubahan
kecil akibat kanker. Perhatikan perubahan bentuk dan kontur payudara, terutana
pada payudara bagian bawah.
3)
Kedua tangan di letakkan di pinggang dan badan
agak condong ke arah cermin, tekan bahu dan siku ke arah depan. Perhatikan
perubagan ukuran dan kontur payudara.
4)
Angkat kedua tangan dan cermati perubahan yang
ada pada payudara anda. Lalu angkatlah lengan kiri dan turunkan lengan kanan.
Dengan menggunakan tiga atau empat jari tangan kanan, telusuri payudara kiri.
Gerakkan jari-jari tangan secra memutar (membentuk lingkaran kecil) di
sekeliling payudara, mulai dari tepi luar payudara, llau bergerak ke arah dalam
sampai ke putimg susu. Tekan secara perlahan, rasakan setiap benjolan atau
massa di bawah kulit.
5)
Tekan puting susu secara perlahan dan perhatikan
paakalh kleuar cairan dari puting susu (baik itu cairan bening, seperti susu,
berwarna kuning, atau bercampur darah). Lakukan hal ini secara bergantian pada
payudara kiri dan kanan.
6)
Berbaring terlentang dengan bantal yang
diletakkan di bawah bahu kiri dan lengan kiri ditarik ke atas. Telusuri
payudara kiri menggunakan jari-jari tangan kanan. Gunakan pijitan pelan, namun
mantap (bukan keras) dan tiga ujung jari anda (tekunjuk, tengah, dan manis).
Jaga posisi ujung jari datar terhadap permukaan payudara. Gunakan gerakan
memutar, sekali putaran mencakup seperempat bagian payudara. Dengan posisi
seperti ini, payudara akan mendatar dan memudahkan pemeriksaan. Lakukan hal yang
sama terhadap payudara kanan dengan meletakkan bantal di bawah bahu kanan dan
mengangkat lengan kanan. Penulusuran payudara dilakukan oleh jari-jari tangan
kiri.
7)
Pijat seluruh payudara dari atas sampai bawah,
kiri ke aknaan, dari tulang pundak sampai bagian atas perut, dan dari ketiak
samapai belahan payudara. Buatlah pola memutar untuk memastikan adan sudah
memijat seluruh payudara. Mulai dari puting, buat gerakan memutar, semakin lama
semakain besar, sampai anda mencapai bagian tepi payudara.
Anda
juga dapat membuat gerak naik turun. Gerakan ini bagi sebagian besar wanita
dianggap lebih efektif. Pastikan anda meraskan seluruh jaringan payudara dari
depan (puting) sampai bagian belakang. Sekali lagi, gunakan pijatan ringan
untuk kulit dan jaringan tepat di bawah kulit, pijatan sedang untuk bagian
tengah payudara, dan pijatan kuat untuk mecapai jaringan bagian dalam, anda
harus dapat merasakan tulang iga anda.
Pemeriksaan
poin kekempat dan kelima akan lebih mudag dilakuakn ketika mandi, karena dalam
keadaan basah. Tangan lebih mudah digerakkan dan kulit lebih licin.
1.
Mammogram
Mammogram
adalah proses penyinaran sinar-X terhadap payudara. Mammogram diagnostik
digunakan untuk mendiagnosis penyakit payudara pada wanita yang mempunyai
gejala-gejala payudara. Pemeriksaan mammogran digunakan untuk mencari penyakit
payudara pada wanita yang tidak dikethui gejala-gejalanya (asimptomatik) yaiutu
mereka yang tampak tidak mempunyai masalah pada payudara.
2.
Mammogram digital
Mammogram
digital adalah mammogram yang sama dnegan mammogra standar, dimana sinar-X digunakan
menghasilkan sebuah citra payudara anda.
3.
Duktografi
Duktografi
adalah satu tipe khusus dari pencitraan mammografi yang dibuat kontras untuk
memeperlihat saluran air susu yang ada di dalam payudara. Duktografi dapat
membantu dalam mendiagnosis penyebab keluarnya cairan atau kotoran dari puting
dan snagat baik untuk mendiagnois papiloma intraduktal dan kondisi abnormal
lainnya. Papiloma adalah tumir nonkanker yang bentuknya seperti kutil dam
memiliki akar dan cabang yang tumbuh di dalam saluran air susu. Papiloma
merupakan penyebab paling umum terjadinya kotoran atau cairan pada puting.
4.
Biopsi
Biopsi
merupakan tindakan untuk mengambil contoh jaringan payudara dan dilihat di
bawah lensa mikroskop untuk mengetahui adanya sel kanker payudara.
5.
MRI
Bagi
wanita tertentu yang mempunyai resiko tinggi terkena kanker payudara,
pemeriksaan menggunakan MRI (magnetic resonance imaging) direkomendasikan
bersamaan dengan dilakukannya mammogram tahunan. MRI secara umu tidaklah
direkomendasikan sebagai sebuah laat pemeriksaan, karena meski MRI merupaka tes
yant sensitif, namun ia maih tetap melewatkan beberapa kanker yang mampu
dideteksi mammogram. MRI juga digunakan dlam situasi yang lain, seperti menguji
secara lebih baik area-area yang mencurigakan yang ditemukan oleh sebah
mammogram. MRI bisa juga digunakan pada wanita yang telah didiagnosis menderita
kanker payudara untuk lebih baik dalam menentukan ukuran sebenarnya dari kanker
tersebut dan mencari beberapa kanker yang lain pada oayudara tersebut.
6.
Ultrasonografi (USG) payudara
Digunakan
untuk mengevaluasi ketidaknormalan payudara yang ditemukan pada hasil
mammography scenning atau mammography diagnostic atau uji klinis payudara. USG
memeberi kebebasan orientasi pencitraan payudara hampir dari arah mana pun.
karena fleksibilitas alat yang digerakkan
tangan untuk memeriksa seluruh bagian payudara. USG sangat bagus untuk
mencitrakan kista payudara atau kantung bulat berisi cairan didalam payudara.
7.
Ductal Lavage dan Aspirasi Puting (Nipple
Aspiration)
Sebuah
tes eksprimental yang dikembangkan untuk kepentingan wan itayang tidak
mempunyai gejala kanker payudara, tapi mempunyai resiko terkena kanker payudara
yang tinggi. Ia bukanlah sebuah tes untuk melakukan scenning atau mendiagnosis
kanker payudara, tapi membantu memberikan sebuah gambaran yang lebih akurat
tentang perkembangan resiko yang dialami seorang wanita.
8.
Scintimammografi (pencitraan payudara molekular)
Dala
scintimammografi, pelacak yang sedikit radioaktif, yang disebut teknetium
sestamibim disuntikkan ke dalam pembuluh vena. Pelacak ini pun menempel ke sel
payudara dan dideteksi dengan kamera khusus.
9.
Tomosintesis (mmmografi 3 dimensi)
Tomosintesis
membuat payudara bisa dilihat dalam potongan-potongan kecil, yang kemudian bisa
dikombinasikan ke dalam gambar tiga dimesi.
E.
Etiologi Kanker Payudara (Ca mammae)
1. Faktor
risiko
Menurut
Moningkey dan Kodim, penyebab spesifik kanker payudara masih belum diketahui,
tetapi terdapat banyak faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap
terjadinya kanker payudara diantaranya:
a)
Faktor reproduksi : reproduktif yang berhubungan dengan risiko
terjadinya kanker payudara adalah nuliparitas, menarche pada umur muda,
menopause pada umur lebih tua, dan kehamilan pertama pada umur tua. Risiko
utama kanker payudara adalah bertambahnya umur. Diperkirakan, periode antara
terjadinya haid pertama dengan umur saat kehamilan pertama merupakan window of
initiation perkembangan kanker payudara.
Secara anatomi dan
fungsional, payudara akan mengalami atrofi dengan bertambahnya umur. Kurang
dari 25% kanker payudara terjadi pada masa sebelum menopause sehingga
diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi jauh sebelum terjadinya perubahan
klinis.
b)
Penggunaan
hormone : Hormon estrogen berhubungan dengan terjadinya kanker payudara.
Laporan dari Harvard School of Public Health menyatakan bahwa terdapat
peningkatan kanker payudara yang signifikan pada para pengguna terapi estrogen
replacement. Suatu metaanalisis menyatakan bahwa walaupun tidak terdapat risiko
kanker payudara pada pengguna kontrasepsi oral, wanita yang menggunakan obat
ini untuk waktu yang lama mempunyai risiko tinggi untuk mengalami kanker
payudara sebelum menopause.
Sel-sel yang sensitive terhadap rangsangan
hormonal mungkin mengalami perubahan degenerasi jinak atau menjadi ganas.
c)
Penyakit fibrokistik : Pada wanita dengan
adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis, tidak ada peningkatan risiko terjadinya
kanker payudara. Pada hiperplasis dan papiloma, risiko sedikit meningkat 1,5
sampai 2 kali. Sedangkan pada hiperplasia atipik, risiko meningkat hingga 5
kali.
d)
Obesitas : Terdapat hubungan yang positif antara
berat badan dan bentuk tubuh dengan kanker payudara pada wanita pasca
menopause. Variasi terhadap kekerapan kanker ini di negara-negara Barat dan
bukan Barat serta perubahan kekerapan sesudah migrasi menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh diet terhadap terjadinya keganasan ini.
e)
Konsumsi lemak : Konsumsi lemak diperkirakan
sebagai suatu faktor risiko terjadinya kanker payudara. Willet dkk. melakukan
studi prospektif selama 8 tahun tentang konsumsi lemak dan serat dalam
hubungannya dengan risiko kanker payudara pada wanita umur 34 sampai 59 tahun
f)
Radiasi : Eksposur dengan radiasi ionisasi
selama atau sesudah pubertas meningkatkan terjadinya risiko kanker payudara.
Dari beberapa penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa risiko kanker radiasi
berhubungan secara linier dengan dosis dan umur saat terjadinya eksposur.
g)
Riwayat keluarga dan faktor genetik : Riwayat
keluarga merupakan komponen yang penting dalam riwayat penderita yang akan
dilaksanakan skrining untuk kanker payudara. Terdapat peningkatan risiko
keganasan pada wanita yang keluarganya menderita kanker payudara. Pada studi
genetik ditemukan bahwa kanker payudara
berhubungan dengan gen tertentu. Apabila terdapat BRCA 1, yaitu suatu gen
kerentanan terhadap kanker payudara, probabilitas untuk terjadi kanker payudara
sebesar 60% pada umur 50 tahun dan sebesar 85% pada umur 70 tahun.
h)
Faktor
Genetik : Kanker peyudara dapat terjadi karena adanya beberapa faktor genetik
yang diturunkan dari orangtua kepada anaknya. Faktor genetik yang dimaksud
adalah adanya mutasi pada beberapa gen yang berperan penting dalam pembentukan
kanker payudara gen yang dimaksud adalah beberapa gen yang bersifat onkogen dan
gen yang bersifat mensupresi tumor.Gen pensupresi tumor yang berperan penting
dalam pembentukan kanker payudara diantaranya adalah gen BRCA1 dan gen BRCA2.
i)
Umur : Kemungkinan untuk menjadi kanker
payudara semakin meningkat seiring bertambahnya umur seorang wanita. Angka
kejadian kanker payudara rata-rata pada wanita usia 45 tahun ke atas. Kanker
jarang timbul sebelum menopause. Kanker dapat didiagnosis pada wanita
premenopause atau sebelum usia 35 tahun, tetapi kankernya cenderung lebih
agresif, derajat tumor yang lebih tinggi, dan stadiumnya lebih lanjut, sehingga
survival rates-nya lebih rendah
F.
Komplikasi
Menurut Sjamsuhidayat (
2004 ), komplikasi kanker payudara adalah :
1. Gangguan Neurovaskuler
2. Metastasis : otak, paru, hati, tulang
tengkorak, vertebra, iga, tulang panjang.
3. Fraktur patologi
4. Fibrosis payudara
5. Kematian
DAFTAR PUSTAKA
Monthy
P, Soemitro,Sp.2012.Blak-Blakan Kanker Payudara.Bandung : Qanita.
Pamungkas
Zaviera.2012.Deteksi Dini Kanker Payudara. Jogjakarta : Baturetno
Banguntapan.
Maysaroh
Hanik.2013.Kupas tuntas Kanker Pada Perempuan Dan Penyembuhannya.Klaten.
World
Health Organization. 2012. The World Health Organization’s Fight Against
Cancer: Strategies That Prevent, Cure and Care.
Farid,M.S.2010.Mengenal
dan Mengobati Kanker Payudara.Depok.
Andrews, Gilly. 2009. Kesehatan Reproduksi
Wanita, Women’s Sexual Health, Yunita Apriyani. Jakarta.
Suprianto,
Wawan. 2010. Ancaman Penyakit Kanker Deteksi Dini dan Pengobatannya, Cahaya
Ilmu. Yogyakarta.
World
Health Organization. 2012. Breast Cancer Prevention and Control.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar