Minggu, 07 Mei 2017

KANKER PAYUDARA


BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A.    Definisi
   Kanker  payudara (Carcinoma mammae) adalah keganasan yang menyerang kelenjar air susu, saluran kelenjar dan jaringan penunjang  payudara . Kanker payudara memperlihatkan proliferasi keganasan sel epitel yang membatasi duktus atau lobus payudara (Price, 2005).
    Pencegahan dan penatalaksanaan  kanker payudara telah mengalami perkembangan pesat, akan tetapi walaupun demikian angka kematian (mortality rate) dan angka kejadian  kanker payudara masih tetap tinggi Sebagian besar tumor payudara, baik jinak maupun ganas dapat ditemukan oleh penderita sendiri, maka SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) menjadi sangat penting (Dalimartha, 2004).
B.     Etiologi
Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara (Erik,2005) yaitu :
1. Tinggi melebihi 170 cm
        Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker payudara karena pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat adanya perubahan
struktur genetik (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya berubah ke arah sel ganas.
2. Usia
Usia dibawah 20 tahun jarang dijumpai kanker payudara, angka kejadiannya meningkat sejalan dengan bertambahnya usia
3. Wanita yang belum mempunyai anak
Wanita yang belum mempunyai anak lebih lama terpapar dengan hormon estrogen relatif lebih lama dibandingkan wanita yang sudah punya anak.
4. Ibu yang menyusui
Ibu yang menyusui dapat mengurangi bahaya terkena kanker payudara karena semakin lama ibu menyusui anaknya semakin kecil terkena kanker payudara,saat menyusui terdapat perubahan hormonal salah satunya yaitu penurunan esterogen.
5. Kelamin
Kelamin laki-laki hanya 1 % angka kejadian kanker payudara.
6. Faktor genetik
Faktor genetik kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2 – 3 x lebih besar
pada wanita yang ibunya atau saudara kandungnya menderita kanker payudara. Dan secara umum juga riwayat keluarga sangat berperan dalam terjadinya kanker payudara.
C.    Patofisilogi
Proses terjadinya kanker payudara dan masing-masing etiologi antara lain obesitas, radiasi, hiperplasia, optik, riwayat keluarga dengan mengkonsumsi zat-zat karsinogen sehingga merangsang pertumbuhan epitel payudara dan dapat menyebabkan kanker payudara . Kanker payudara berasal dari jaringan epithelial, dan paling sering terjadi pada sistem duktal. Mula-mula terjadi hiperplasia sel-sel dengan perkembangan sel-sel atipik. Sel-sel ini akan berlanjut menjadi karsinoma in situ dan menginvasi stroma. Kanker membutuhkan waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari sebuah sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar untuk dapat diraba ( kirakira berdiameter 1 cm ). Pada ukuran itu, kira- kira seperempat dari kanker payudara telah bermetastase. Kebanyakan dari kanker ditemukan jika sudah teraba, biasanya oleh wanita itu sendiri. Gejala kedua yang paling sering terjadi adalah cairan yang keluar dari muara duktus satu payudara, dan mungkin berdarah. Jika penyakit telah berkembang lanjut, dapat pecahnya benjolan-benjolan pada kulit ulserasi (Price, 2006.)
Karsinoma inflamasi, adalah tumor yang tumbuh dengan cepat terjadi kirakira    1-2% wanita dengan kanker payudara gejala-gejalanya mirip dengan infeksi payudara akut. Kulit menjadi merah, panas, edematoda, dan nyeri. Karsinoma ini menginfasi kulit dan jaringan limfe. Tempat yang paling sering untuk metastase jauh adalah paru, pleura, dan tulang ( Price, 2006 ). Karsinoma payudara bermetastase dengan penyebaran langsung kejaringan sekitarnya, dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah. Bedah dapat mendatangkan stress karena terdapat ancaman terhadap tubuh, integritas dan terhadap jiwa seseorang. Rasa nyeri sering menyertai upaya tersebut pengalaman operatif di bagi dalam tiga tahap yaitu preoperatif, intra operatif dan pos operatif.
Operasi ini merupakan stressor kepada tubuh dan memicu respon neuron endokrine respon terdiri dari system saraf simpati yang bertugas melindungi tubuh dari ancaman cidera. Bila stress terhadap sistem cukup gawat atau kehilangan banyak darah, maka mekanisme kompensasi dari tubuh terlalu banyak beban dan syock akan terjadi. Anestesi tertentu yang di pakai dapat menimbulkan terjadinya syock. Respon metabolisme juga terjadi. Karbohidrat dan lemak di metabolisme untuk memproduksi energi. Protein tubuh pecah untuk menyajikan suplai asam amino yang di pakai untuk membangun jaringan baru. Intake protein yang di perlukan guna mengisi kebutuhan protein untuk keperluan penyembuhan dan mengisi kebutuhan untuk fungsi yang optimal.
Kanker payudara tersebut menimbulkan metastase dapat ke organ yang deket maupun yang jauh antara lain limfogen yang menjalar ke kelenjar limfe aksilasis dan terjadi benjolan, dari sel epidermis penting menjadi invasi timbul krusta pada organ pulmo mengakibatkan ekspansi paru tidak optimal.(Mansjoer,2000).





D.    Manifestasi Klinis
Gejala klinis klinis kanker payudara dapat berupa :
1.      Benjolan pada payudara
Umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri pada payudara. Benjolan itu mula-mula kecil, semakin lama akan semakin besar, lalu melekat pada kulit atau menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau pada puting susu.
2.      Erosi atau ekstema puting susu
Kulit atau puting susu tadi menjadi tertarik ke dalam (retraksi), berwarna mrah muda atau kecoklat-coklatan sampai menjadi oedema hingga kulit kelihatan seperti kulit jeruk, mengkerut, atau timbul botok pada payudara. Borok itu semakin lama akan semakin besar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara, sering berbau busuk, dan mudah berdarah. Ciri-ciri lainnya antara lain :
a.    Perdarahan pada puting susu.
b.    Rasa sakit atau nyeri pada umunya baru timbul apabila tumor sudah besar, sudah timbul borok, atau bila sudah muncul metastase ke tulang-tulang.
c.    Kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, bengkak pada lengan, dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh (Handoyoyno, 1990).
Kanker payudara lanjut sangat mudah dikenali dengan mengetahui kriteria operbilitas Heagensen sebagai berikut :
1)   Terdapat edema luas pada kulit payudara (lebih dari 1/3 luas kulit payudara).
2)   Adanya nodul satelit pada kulit payudara.
3)   Kanker payudara jenis mastitis karsinimatosa.
4)   Terdapat model parasternal.
5)   Terdapat nodul supraklavikula.
6)   Adanya edema lengan.
7)   Adanya metastase jauh.
8)   Serta terdapat dua dari tanda-tanda locally advanvanced, yaitu ulserasi kulit, edema kulit, kulit terfikasi pada dinding toraks, kelenjar getah bening aksila berdiameter lebih 2,5 cm, dan kelenjar getah bening aksila melekat satu sama lain.
3.      Keluarnya cairan (nipple discharge)
Nipple discharge adalah keluarnya cairan dari puting susu secara spontan dan tidak normal. Cairan yang keluar disebut normal apabila terjadi pada wanita yang hamil, menyusui dan pemakai pil kontasepsi. Seorang wanita harus waspada apabila dari puting susu keluar cairan berdarah cairan encer dengan warna merah atau coklat, keluar sendiri tanpa harus memijit puting susu, berlangsung terus menerus, hanya pada satu payudara (unilateral), dan cairan selain air susu.
Dalam rujukan lain dinyatakan bahwa gejala kanker payudara adalah sebagai berikut :
a.    Benjolan pada payudara anda berubah bentuk/ukuran.
b.    Kulit payudara berubah warna: dari merah muda menjadi coklat hingga seperti kulit jeruk.
c.    Puting susu masuk ke dalam (retraksi).
d.   Salah satu puting susu tiba-tiba lepas/hilang.
e.    Bila tumor sudah besar, muncul rasa sakit yang hilang timbul.
f.     Kulit payudara terasa seperti terbakar.
g.    Payudara mengeluarkan darah atau cairan yang lain, padahal anda tidak menyusui.
h.    Tanda kanker payudara yang paling jelas adalah adanya borok (ulkus) pada payudara. Seiring dengan berjalannya waktu, borok ini akan menjadi semakin besar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara. Gejala lainnya adalah payudara sering berbau busuk dan mudah berdarah.



E.     Pengobatan
1.      Masektomi
Masektomi adalah pembedahan yang dilakukan untuk mengangkat payudara.
2.      Lupektomi
Lupektomi adalah merupakan tindak operasi penyelamtan payudara, dengan mengambil atau mengangkat tumor (benjolan) bersama jaringan normal payudara di sekitarnya. Prosedur penyelamatan payudara dapat dilakukan dengan anestesi (bius) lokal ataupun total.
3.      Kemoterapi
Perawatan kemoterapi menggunakan obat untuk memperlemah dan menghancur sel-sel kanker dalam tubuh, termasuk sel-sel pada tempat kanker aslinya dan beberapa sel kanker yang mungkin menyebar ke bagian lain dari tubuh tersebut. Kemoterapi, yang sering disingkat dnegan sebutan “kemo”, adalah terapi sistemik, yang berarti bahwa kemo mempengaruhui seluruh tubuh dengan perantaraan aliran darah.
      Dengan demikian, pengobatan kemoterapi digunakan untuk mencegah sel-sel kanker tumbuh dan menyebar dengan menghancurkan sel-selnya atau menghentikannya dari berkembang biak.
4.      Terapi radiasi
Terapi radiasi, yang juga disebut dengan radioterapi, adalah cara yang sangat efektif dengan target yang maksimal dalam menghancurkan sel-sel kanker pada payudara yang mungkin masih berada disekitar jaringan tubuh setelah pembedahan.


Terapi radiasi menggunakan jenis sinar energi tinggi khusus untuk menghancurkan sel-sel kanker. Sedangkan jenis sinar energi lain, termasuk cahaya dan sinar-X. Sinar energi tinggi ini, yang bisa dilihat oleh mata manusia, menghancurkan DNA sel, material yang digunakan sel-sel untuk membelah dan mengembangkan diri.
F.      Pemeriksaan
A. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
1. Pengertian SADARI SADARI
   pemeriksaan yang dilakukan sebagai deteksi dini kanker payudara. Pemeriksaan ini adalah pemeriksaan yang sangat mudah dilakukan oleh setiap wanita untuk mencari benjolan atau kelainan lainnya. SADARI dilakukan dengan posisi tegak menghadap cermin dan berbaring, dilakukan pengamatan dan perabaan payudara secara sistematis (Dalimartha, 2007). SADARI adalah pemeriksaan atau perabaan sendiri untuk menemukan timbulnya benjolan abnormal pada payudara (Otto, S, 2005).


2. Tujuan SADARI
   Tujuan dilakukannya pemeriksaan kanker payudara adalah untuk deteksi dini. Wanita yang melakukan SADARI akan dapat menunjukan tumor yang kecil dan masih pada stadium awal, hal ini memberikan prognosis yang baik. Sebagian wanita berfikir untuk apa melakukan SADARI, apalagi yang masih berusia dibawah 30 tahun, kebanyakan berangapan bahwa kasus kanker payudara jarang ditemukan pada usia dibawah 30 tahun. Dengan melakukan SADARI sejak dini akan membantu deteksi kanker payudara pada stadium dini sehingga kesempatan untuk sembuh lebih besar (Otto,S, 2005).
   Berdasarkan rekomendasi dari The American Cancer Society, menginformasikan bahwa keuntungan untuk melakukan SADARI saat mencapai usia 20 tahun (Mayo Clinic, 2007). SADARI dilakukan karena dapat membawa untuk mendeteksi kista, tumor jinak, serta kanker payudara (Hirsch, 2007).

3. Waktu pelaksanaan SADARI
   SADARI dianjurkan dilakukan secara intensif pada wanita mulai usia 20 tahun, segera ketika mulai pertumbuhan payudara sebagai gejala pubertas. Pada wanita muda, agak sedikit sulit karena payudara mereka masih berserabut (fibrous), sehingga dianjurkan sebaiknya mulai melakukan SADARI pada usia 20 tahun karena pada umumnya pada usia tersebut jaringan payudara sudah terbentuk sempurna. Wanita sebaiknya melakukan SADARI sekali dalam satu bulan.
   Jika wanita menjadi familiar terhadap payudaranya dengan melakukan SADARI secara rutin maka dia akan lebih mudah mendeteksi keabnormalan pada payudaranya sejak awal atau mengetahui bahwa penemuanya adalah normal atau tidak berubah selama bertahun - tahun. Wanita yang belum menopouse sebaiknya melakukan SADARI setelah menstruasi sebab perubahan hormonal meningkatkan kelembutan dan pembengkakan pada payudara sebelum menstruasi. SADARI sebaiknya dilakukan sekitar satu minggu setelah menstruasi. Satelah menopouse SADARI sebaiknya dilakukan pada tanggal yang sama setiap bulan sehingga aktifitas rutin dalam kehidupan wanita tersebut
4. Perilaku SADARI
a. Pengertian perilaku
   Perilaku adalah merupakan konsepsi yang tidak sederhana, suatu yang komplek, yaitu suatu pengorganisasian proses-proses psikologis oleh seorang yang memberikan predisposisi untuk melakukan respon menurut cara tertentu terhadap suatu obyek. Sedangkan perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit, penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan. Batasan ini mempunyai dua unsur pokok yaitu, respon dan stimulus atau perangsangan. Respon atau reaksi manusia baik bersifat aktif maupun pasif. Sedangkan stimulus atau rangsangan di sini terdiri dari empat unsur pokok : sakit, penyakit, sistem pelayanan kesehatan dan lingkungan (Notoatmodjo, 2003).
Berikit ini adalah langkah-langkah pemeriksaan kanker payudara sadari :
a.    Pertama, berbaringlah miring dan tempatkan lengan anda di belakang kepala. Pemeriksaan dilakukan ketika berbaring, bukan berdir. Sebab, ketika berbaring, jaringan payudara menyebar searah dinding dada dan serenggang mungkin, yang membuat lebih mudah untuk merasakan semua jaringa payudara.
b.    Kedua, gunakan telapak tangan dari tiga jari tengah pada tangan kiri untuk merasakan berbagai benjolan pada payudara kanan. Gunakan gerakan memutar ke atas ke bawah mengunakan tapak jari untuk merasakan jaringan payudara.
c.    Ketiga, gunakan tiga tingkat tekanan berbeda untuk merasakan semua jaringan payudara. Tekanan ringan dibutuhkan untuk merasakan jaringan yang paling dekat dengan kulit, tekanan sedang untuk merasakan sedikit lebih dalam, dan tekanan kuat untuk merasakan jaringan yang paling dekat dengan dada dan tulang rusuk. Puncak gunung payudara yang kokoh dalam kurva setiap payudara yang lebih rendah adalah normal. Jika anda tidak yakin betapa sulitnya menekan bicarakan hal itu dengan dokter atau peraat. Gunakan setiap tingkatan tekanan untuk merasakan jaringan payudara sebelum bergerak ke titik selanjutnya.
d.   Keempat, gerakkan tangan pada payudara dengan pola gerak ke atas ke bawah untuk memulai baris bayangan yang tergambar lurus ke bawah sisi dari bawah lengan anda, dan bergerak melintasi payudara ke tnegah tulang dada (tulang dada atau sternum). Pastikan untuk memeriksa seluruh area payudara ke bawah sampai anda merasakan tulang iga, dan ke atas hingga mencapai leher atau tulang leher (tulang selangka).
e.    Kelima, ulangi pemeriksaan pada payudara kiri anda, dengan menggunakan tapak jari tangan kanan.
f.     Keenam, ketika berdiri di depan cermin dengan tangan menekan lembut ke bawah pada pinggul anda, lihatlah payudara anda apabila ada perubahan ukuran, bentuk, kontur, lesung, atau kemerahan atau bersisik pada puting atau kulit payudara. Lakukan penekanan ke bawah dengan posisi pinggul mengerutkan otot dinding dada dan mempertinggi perubahan pada payudara.
g.    Ketujuh, periksa setiap ketiak duduk tegak atau berdiri dengan lengan anda hanya terangkat sedikit, sehingga anda bisa dengan mudah merasakan area ini. Mengangkat lengan anda lurus ke atas untuk mengencangkan jaringan dalam area ini. Mengangkatkan lengan anda lurus ke atas untuk mengencangkan jaringan dalam area ini akan membuat payudara lebih sulit untuk diperiksa.
Prosedur untuk melakukan peemeriksaan payudara sendiri berbeda dengan rekomendasi yag ada sebelumnya. Perubahan ini merepresentasikan pandangan yang lebih maju dalam literature medis dan masukan dari kelompok penasihat asli. Ada bukti bahwa posisi ini (berbaring miring), merasakan area, pola penyapuan payudara, dan penggunaan jumlah tekanan yang berbeda bisa meningkatkan kemampuan wanita dlaam mnemukan area-area yang tidak normal.
Selain proedur di atas, anda juga bisa melakukan prosedur sederhana berikut :
1)   Berdiri di depan cermin dengan kedua tangan di pinggang, kemudian perhatikan payudara anda. Dalam keadaan normal, ukuran payudara kiri dan kanan sedikit berbeda. Perhatikan perubahan perbedaan ukuran antara payudara kiri dan kanan dan perubahan pada puting susu (misalnya tertarik ke dalam) atua keluarnya cairan dari puting susu berkerut.
 Jika anda melihat perubahan, yakni kulit mengerut, terjadi lipatan, ada tonjolan, puting berubah posisi, biasanya seperti tertarik ke dalam, dan kemerahan, nyeri, ruam-ruam, atau bengkak, segera pergi ke dokter untuk berkonsultasi.
2)   Masih berdiri di depan cermin, kedua telapak tangan diletakkan di belakang kepala, sementara kedua tangan di tarik ke belakang. Dengan posisi seperti ini, akan lebih mudah untuk menemukan perubahan kecil akibat kanker. Perhatikan perubahan bentuk dan kontur payudara, terutana pada payudara bagian bawah.
3)   Kedua tangan di letakkan di pinggang dan badan agak condong ke arah cermin, tekan bahu dan siku ke arah depan. Perhatikan perubagan ukuran dan kontur payudara.
4)   Angkat kedua tangan dan cermati perubahan yang ada pada payudara anda. Lalu angkatlah lengan kiri dan turunkan lengan kanan. Dengan menggunakan tiga atau empat jari tangan kanan, telusuri payudara kiri. Gerakkan jari-jari tangan secra memutar (membentuk lingkaran kecil) di sekeliling payudara, mulai dari tepi luar payudara, llau bergerak ke arah dalam sampai ke putimg susu. Tekan secara perlahan, rasakan setiap benjolan atau massa di bawah kulit.
5)   Tekan puting susu secara perlahan dan perhatikan paakalh kleuar cairan dari puting susu (baik itu cairan bening, seperti susu, berwarna kuning, atau bercampur darah). Lakukan hal ini secara bergantian pada payudara kiri dan kanan.
6)   Berbaring terlentang dengan bantal yang diletakkan di bawah bahu kiri dan lengan kiri ditarik ke atas. Telusuri payudara kiri menggunakan jari-jari tangan kanan. Gunakan pijitan pelan, namun mantap (bukan keras) dan tiga ujung jari anda (tekunjuk, tengah, dan manis). Jaga posisi ujung jari datar terhadap permukaan payudara. Gunakan gerakan memutar, sekali putaran mencakup seperempat bagian payudara. Dengan posisi seperti ini, payudara akan mendatar dan memudahkan pemeriksaan. Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan meletakkan bantal di bawah bahu kanan dan mengangkat lengan kanan. Penulusuran payudara dilakukan oleh jari-jari tangan kiri.
7)   Pijat seluruh payudara dari atas sampai bawah, kiri ke aknaan, dari tulang pundak sampai bagian atas perut, dan dari ketiak samapai belahan payudara. Buatlah pola memutar untuk memastikan adan sudah memijat seluruh payudara. Mulai dari puting, buat gerakan memutar, semakin lama semakain besar, sampai anda mencapai bagian tepi payudara.
Anda juga dapat membuat gerak naik turun. Gerakan ini bagi sebagian besar wanita dianggap lebih efektif. Pastikan anda meraskan seluruh jaringan payudara dari depan (puting) sampai bagian belakang. Sekali lagi, gunakan pijatan ringan untuk kulit dan jaringan tepat di bawah kulit, pijatan sedang untuk bagian tengah payudara, dan pijatan kuat untuk mecapai jaringan bagian dalam, anda harus dapat merasakan tulang iga anda.
Pemeriksaan poin kekempat dan kelima akan lebih mudag dilakuakn ketika mandi, karena dalam keadaan basah. Tangan lebih mudah digerakkan dan kulit lebih licin.
1.         Mammogram
Mammogram adalah proses penyinaran sinar-X terhadap payudara. Mammogram diagnostik digunakan untuk mendiagnosis penyakit payudara pada wanita yang mempunyai gejala-gejala payudara. Pemeriksaan mammogran digunakan untuk mencari penyakit payudara pada wanita yang tidak dikethui gejala-gejalanya (asimptomatik) yaiutu mereka yang tampak tidak mempunyai masalah pada payudara.
2.         Mammogram digital
Mammogram digital adalah mammogram yang sama dnegan mammogra standar, dimana sinar-X digunakan menghasilkan sebuah citra payudara anda.



3.         Duktografi
Duktografi adalah satu tipe khusus dari pencitraan mammografi yang dibuat kontras untuk memeperlihat saluran air susu yang ada di dalam payudara. Duktografi dapat membantu dalam mendiagnosis penyebab keluarnya cairan atau kotoran dari puting dan snagat baik untuk mendiagnois papiloma intraduktal dan kondisi abnormal lainnya. Papiloma adalah tumir nonkanker yang bentuknya seperti kutil dam memiliki akar dan cabang yang tumbuh di dalam saluran air susu. Papiloma merupakan penyebab paling umum terjadinya kotoran atau cairan pada puting.
4.         Biopsi
Biopsi merupakan tindakan untuk mengambil contoh jaringan payudara dan dilihat di bawah lensa mikroskop untuk mengetahui adanya sel kanker payudara.
5.         MRI
Bagi wanita tertentu yang mempunyai resiko tinggi terkena kanker payudara, pemeriksaan menggunakan MRI (magnetic resonance imaging) direkomendasikan bersamaan dengan dilakukannya mammogram tahunan. MRI secara umu tidaklah direkomendasikan sebagai sebuah laat pemeriksaan, karena meski MRI merupaka tes yant sensitif, namun ia maih tetap melewatkan beberapa kanker yang mampu dideteksi mammogram. MRI juga digunakan dlam situasi yang lain, seperti menguji secara lebih baik area-area yang mencurigakan yang ditemukan oleh sebah mammogram. MRI bisa juga digunakan pada wanita yang telah didiagnosis menderita kanker payudara untuk lebih baik dalam menentukan ukuran sebenarnya dari kanker tersebut dan mencari beberapa kanker yang lain pada oayudara tersebut.
6.         Ultrasonografi (USG) payudara
Digunakan untuk mengevaluasi ketidaknormalan payudara yang ditemukan pada hasil mammography scenning atau mammography diagnostic atau uji klinis payudara. USG memeberi kebebasan orientasi pencitraan payudara hampir dari arah mana pun.
 karena fleksibilitas alat yang digerakkan tangan untuk memeriksa seluruh bagian payudara. USG sangat bagus untuk mencitrakan kista payudara atau kantung bulat berisi cairan didalam payudara.
7.         Ductal Lavage dan Aspirasi Puting (Nipple Aspiration)
Sebuah tes eksprimental yang dikembangkan untuk kepentingan wan itayang tidak mempunyai gejala kanker payudara, tapi mempunyai resiko terkena kanker payudara yang tinggi. Ia bukanlah sebuah tes untuk melakukan scenning atau mendiagnosis kanker payudara, tapi membantu memberikan sebuah gambaran yang lebih akurat tentang perkembangan resiko yang dialami seorang wanita.
8.         Scintimammografi (pencitraan payudara molekular)
Dala scintimammografi, pelacak yang sedikit radioaktif, yang disebut teknetium sestamibim disuntikkan ke dalam pembuluh vena. Pelacak ini pun menempel ke sel payudara dan dideteksi dengan kamera khusus.
9.         Tomosintesis (mmmografi 3 dimensi)
Tomosintesis membuat payudara bisa dilihat dalam potongan-potongan kecil, yang kemudian bisa dikombinasikan ke dalam gambar tiga dimesi.
E. Etiologi Kanker Payudara (Ca mammae)
1.    Faktor risiko
Menurut Moningkey dan Kodim, penyebab spesifik kanker payudara masih belum diketahui, tetapi terdapat banyak faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap terjadinya kanker payudara diantaranya:
a)    Faktor reproduksi :  reproduktif yang berhubungan dengan risiko terjadinya kanker payudara adalah nuliparitas, menarche pada umur muda, menopause pada umur lebih tua, dan kehamilan pertama pada umur tua. Risiko utama kanker payudara adalah bertambahnya umur. Diperkirakan, periode antara terjadinya haid pertama dengan umur saat kehamilan pertama merupakan window of initiation perkembangan kanker payudara.
Secara anatomi dan fungsional, payudara akan mengalami atrofi dengan bertambahnya umur. Kurang dari 25% kanker payudara terjadi pada masa sebelum menopause sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi jauh sebelum terjadinya perubahan klinis.
b)    Penggunaan hormone : Hormon estrogen berhubungan dengan terjadinya kanker payudara. Laporan dari Harvard School of Public Health menyatakan bahwa terdapat peningkatan kanker payudara yang signifikan pada para pengguna terapi estrogen replacement. Suatu metaanalisis menyatakan bahwa walaupun tidak terdapat risiko kanker payudara pada pengguna kontrasepsi oral, wanita yang menggunakan obat ini untuk waktu yang lama mempunyai risiko tinggi untuk mengalami kanker payudara sebelum menopause.
 Sel-sel yang sensitive terhadap rangsangan hormonal mungkin mengalami perubahan degenerasi jinak atau menjadi ganas.
c)    Penyakit fibrokistik : Pada wanita dengan adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis, tidak ada peningkatan risiko terjadinya kanker payudara. Pada hiperplasis dan papiloma, risiko sedikit meningkat 1,5 sampai 2 kali. Sedangkan pada hiperplasia atipik, risiko meningkat hingga 5 kali.
d)   Obesitas : Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk tubuh dengan kanker payudara pada wanita pasca menopause. Variasi terhadap kekerapan kanker ini di negara-negara Barat dan bukan Barat serta perubahan kekerapan sesudah migrasi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh diet terhadap terjadinya keganasan ini.
e)    Konsumsi lemak : Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor risiko terjadinya kanker payudara. Willet dkk. melakukan studi prospektif selama 8 tahun tentang konsumsi lemak dan serat dalam hubungannya dengan risiko kanker payudara pada wanita umur 34 sampai 59 tahun
f)    Radiasi : Eksposur dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas meningkatkan terjadinya risiko kanker payudara. Dari beberapa penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa risiko kanker radiasi berhubungan secara linier dengan dosis dan umur saat terjadinya eksposur.

g)   Riwayat keluarga dan faktor genetik : Riwayat keluarga merupakan komponen yang penting dalam riwayat penderita yang akan dilaksanakan skrining untuk kanker payudara. Terdapat peningkatan risiko keganasan pada wanita yang keluarganya menderita kanker payudara. Pada studi genetik  ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan dengan gen tertentu. Apabila terdapat BRCA 1, yaitu suatu gen kerentanan terhadap kanker payudara, probabilitas untuk terjadi kanker payudara sebesar 60% pada umur 50 tahun dan sebesar 85% pada umur 70 tahun.
h)    Faktor Genetik : Kanker peyudara dapat terjadi karena adanya beberapa faktor genetik yang diturunkan dari orangtua kepada anaknya. Faktor genetik yang dimaksud adalah adanya mutasi pada beberapa gen yang berperan penting dalam pembentukan kanker payudara gen yang dimaksud adalah beberapa gen yang bersifat onkogen dan gen yang bersifat mensupresi tumor.Gen pensupresi tumor yang berperan penting dalam pembentukan kanker payudara diantaranya adalah gen BRCA1 dan gen BRCA2.
i)     Umur : Kemungkinan untuk menjadi kanker payudara semakin meningkat seiring bertambahnya umur seorang wanita. Angka kejadian kanker payudara rata-rata pada wanita usia 45 tahun ke atas. Kanker jarang timbul sebelum menopause. Kanker dapat didiagnosis pada wanita premenopause atau sebelum usia 35 tahun, tetapi kankernya cenderung lebih agresif, derajat tumor yang lebih tinggi, dan stadiumnya lebih lanjut, sehingga survival rates-nya lebih rendah
F.      Komplikasi
Menurut Sjamsuhidayat ( 2004 ), komplikasi kanker payudara adalah :
1. Gangguan Neurovaskuler
2. Metastasis : otak, paru, hati, tulang tengkorak, vertebra, iga, tulang panjang.
3. Fraktur patologi
4. Fibrosis payudara

5. Kematian


DAFTAR PUSTAKA
Monthy P, Soemitro,Sp.2012.Blak-Blakan Kanker Payudara.Bandung : Qanita.
Pamungkas Zaviera.2012.Deteksi Dini Kanker Payudara. Jogjakarta : Baturetno Banguntapan.
Maysaroh Hanik.2013.Kupas tuntas Kanker Pada Perempuan Dan Penyembuhannya.Klaten.
World Health Organization. 2012. The World Health Organization’s Fight Against Cancer: Strategies That Prevent, Cure and Care.
Farid,M.S.2010.Mengenal dan Mengobati Kanker Payudara.Depok.
 Andrews, Gilly. 2009. Kesehatan Reproduksi Wanita, Women’s Sexual Health, Yunita Apriyani. Jakarta.
Suprianto, Wawan. 2010. Ancaman Penyakit Kanker Deteksi Dini dan Pengobatannya, Cahaya Ilmu. Yogyakarta.
World Health Organization. 2012. Breast Cancer Prevention and Control.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ELEKTROKARDIOGRAM BAB II TINJAUAN TEORITIS A.              Definisi Elektrokardiogram (EKG) atau electrocardiogram (ECG) adal...